RYGUN PHOTOGRAPHY

Aquarium Fish (Ikan)

Kamis, 06 Juni 2013

TANGI (Tabanan Ngajahin) Tabanan Mengajari


"TANGI (Tabanan Ngajahin) Tabanan Mengajari"

Tabanan merupakan suatu kabupaten yang terletak di pulau Bali. Wilayah kabupaten ini terkenal akan lumbung Padinya Pulau Dewata Bali karena mensupport ketersediaan stok jumlah beras terbesar dari 8 kabupaten/kota lainnya. Dengan banyaknya sumber pangan, maka tabanan juga menjadi lumbungnya kreatifitas. kenapa demikian ? hal tersebut bisa jadi benar adanya, sebab tingkat keamanan pangan terpenuhi maka hal kreatif lainnya pun bisa timbul, sebagai contoh tahun 2012 lalu lahirnya event Tabanan Creative Festival #1 yang muncul dari Tabanan Lover's (Talov) (grup berdiri sekitar 2009) merupakan ajang/event berkumpulnya orang-orang kreatif maupun industri jasa kreatif dari berbagai bidang untuk menunjukkan hasil karyanya. Ada arsitek, ada jasa karikatur, hobby dan masih banyak lagi.


Hal ini mendorong munculnya berbagai industri kreatif yang mendapatkan tempat untuk mempromosikan produknya.

Selain kreatif, dari tabanan juga muncul unacob sebagai tempat pembelajaran untuk membentuk karakter maupun mempertajam IQ, EQ dan SQ dari bidang pendidikan. Menariknya UNACOB (Universal New Age Camp Of Bali) yang dirintis tahun 2012 oleh Bapak Djaya Wirata (Djawir) ini pun didukung para generasi muda dari LSM Lata Mahosadhi untuk membantu mengajar di SD dan sekolah lainnya sebagai kegiatan extra.

Unacob sendiri yang berada di desa Sarinbuana Tabanan, memiliki wilayah penghijauan yang masih sangat asri dan alami jauh dari keramaian sehingga sangat cocok untuk camp pendidikan. Suasana yang sejuk membuat siapapun yang belajar di camp tersebut akan memperoleh inspirasi maupun ketenangan dengan suasana yang sangat berbeda.
Hal ini mengingatkan akan gerakan "Indonesia Mengajar" yang dipelopori oleh Bapak Anis Baswedan (Rektor Universitas Paramadina) di Tahun 2009, dimana menempatkan anak-anak lulusan Universitas untuk mau mengajar dan mengabdi selama 1 tahun di desa terpencil.


Jauh sebelum Gerakan indonesia Mengajar tersebut diatas muncul dan berjalan, penulis dulu sejak tahun 2006 pun sudah mengalami proses mengajar di SD desa terpencil yang selama 2 bulan tanpa sinyal telepon apapun dan hidup bersama masyarakat pedesaan. Desa ini terletak dibawah Kaki Gunung Mutis (Gunung tertinggi di daratan pulau Timor) sehingga menyebabkan sinyal telepon terhalangi dan putus. Kendaraan bis dari desa menuju kota terdekat pun hanya jalan setiap senin dan kamis dalam 1 minggu. Lokasi itu bernama Desa nenas, kecamatan Fatumnasi, kabupaten Timor Tengah Selatan, propinsi Nusa Tenggara Timur. Sungguh pengalaman yang akan saya bawa seumur hidup, dimana mengajar di desa terpencil dengan kondisi SD jauh dari harapan, murid SD yang bertelanjang kaki, namun semangat belajar mereka yang tinggi membuat saya pun bersemangat mengajar.
Namun hati ini bertanya, Apakah Orang Pusat/maupun menteri pernah datang dan lihat akan kondisi Sekolah di desa terpencil ? hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri setiap orang untuk mau keluar dari kotak (out of the box) zona nyaman, melihat dunia luar yang terpencil.
RyGuN (pojok kanan Atas) Foto Bersama Seusai Mengajar di Sekolah Dasar Desa Nenas, Propinsi  NTT.
Banyak orang hanya berani berbicara tanpa memberikan tindakan nyata, bahkan disaat diminta melaksanakan justru cenderung mundur dan tidak berani menunjukkan kehebatannya dalam berbicara/mengajar.
Bila anda pernah terjun langsung ke desa terpencil, mengajar disana dan hidup bersama masyarakat selama 2 bulan saja, maka anda akan tahu apa arti hidup ini sebenarnya yakni BERBAGI (gotong royong). Bukan seperti orang kota, yang individualis serba dinyamankan bahkan mencari apapun tinggal membelinya (praktis). Justru di desa terpencil kita berkebun, memetik sayur, dan memasak di tungku kayu bakar, membuat kesan tersendiri dalam Lopo (rumah bulat khas masyarakat Timor Tengah Selatan). Apalagi disaat musim hujan tiba dan anda tidak bisa menyeberang ke Kota terdekat, akibat jalan terputus/jembatan karena sungai banjir suatu kenangan yang akan terus membekas dalam hidupku.
Menggerakkan Warga Desa Nenas Membangun Jembatan Putus

Oleh karena itu Saya hanya berpikir, sudah saatnya mengajar/mendidik/mencerdaskan adalah tugas setiap orang TERDIDIK. untuk itulah setiap orang pasti bisa menjadi pengajar asalkan mereka ada niat untuk belajar.
Pekan Imunisasi Nasional di  Desa Nenas
Dengan mendapatkan pengalaman dari desa terpencil di kabupaten Timor Tengah Selatan bisa merubah cara pandang & berpikir saya di dalam melihat kehidupan ini, membantu sesama dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga pengalaman memang benar merupakan Guru Yang sangatlah berharga.
Semoga daerahku Tabanan yang merupakan daerah lumbung padi, bisa juga menjadi "Tangi" (Tabanan Ngajahin), yakni gerakan untuk "Tabanan Mengajari" anak didik sehingga mampu menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan.
Tangi berarti Wangi/harum (dalam bahasa BALI)


Penulis : Rary Triguntara,SKM
seorang sarjana kesehatan masyarakat (SKM) yang berasal dari Asal Ayah Tabanan Bali dan Asal Ibu Sabu NTT.


My Watch (Jam)

Dog Pets (Anjing)